Senin, 08 November 2010

Soto Gebrak Margonda

Warung Soto tersebar di mana-mana. Penjual satu dan lainnya berusaha menyajikan racikan bumbu dan olahan yang bisa memikat lidah tamu. Rasa sedap diyakini jadi faktor ampuh untuk menjaga kesetiaan lidah. Namun di tengah persaingan yang kuat, faktor tadi dirasa tak cukup. Perlu ada sensasi lain agar tercipta ciri tersendiri.

Brak!!! Suara bantingan botol kecap yang beradu dengan papan kayu amat memekakkan telinga. Gelegarnya nyaris memenuhi seluruh ruang makan sederhana itu. Buat yang tak biasa, suara ini jelas bikin kaget. Hasil benturan tadi lumayan membuat jantung berpacu di atas rata-rata.

Seorang yang belum pernah berkunjung ke rumah makan ini sempat kaget waktu mendengar benturan ini. ”Brakk!!!” Suara benturan botol kembali menggelegar.

Kalau sempat mampir ke Soto Gebrak Cabang Margonda, boleh jadi Anda akan dapat kehebohan yang sama. Asalkan jangan marah, gebrakan botol kecap akan mendapat sambutan ”meriah”. Suasana pun menjadi heboh.

”Biasanya, kalau ada tamu yang belum pernah datang ke sini, kaget dan langsung marah setelah mendengar gebrakan itu,” ujar cak Ratno Subagyo (39), pemilik Soto Gebrak cabang Margonda Raya.

Untuk itu cak Ratno Subagyo, anak pertama dari cak Anton, begitu bapak tiga anak itu disapa, sudah menulis besar-besar moto rumah makan ini, ”Senyum boleh, marah jangan.”

“Perjalanan Soto gebrak dimulai pada tahun 1973. Cak Anton memulainya dengan membuka warung kaki lima, di Jalan Setiabudi Raya. Kira-kira ada di belakang gedung Chaze Plaza. Pada 1981, tempat berdagang pindah ke depan SMUN 3. Selain di Setiabudi, Soto gebrak bisa ditemui di Jalan Tebet Utara I, Kalibata Raya dan Margonda Raya ini,” ungkapnya.

Nama itu mulai resmi dipakai sejak tahun 1991. Agar tak dijiplak, nama ini sudah masuk daftar paten. Sedangkan bunyi gebrakannya sendiri sebagai pertanda bahwa pesanan Soto sudah siap diantar kepada pengunjung.

Popularitas Soto ini terdongkrak karena sering ditongkrongi pelawak dari Grup Srimulat. Dari Alm. Subagyo, Kardjo ACDC, Tessy, Basuki, dan seterusnya. Waktu itu, tiap kali habis manggung di Ancol, mereka selalu makan di tempat Cak Anton.

Tertarik untuk mencicipinya? Datang dan duduklah lalu lihat daftar menu diatas meja. Anda dapat memilih jenis soto yang diinginkan. Ada Soto, daging, Soto ayam, Soto campur jeroaan.

Sebagai pelengkap Soto, ada pula berbagai jenis gorengan yang tersaji di atas meja makan, misalnya Sate usus, Sate telur, Sate empal, telur asin, perkedel. Untuk minumnya tidak ada yang istimewa dari es the manis, es jeruk, marqisa, lemon tea, juice tomat, juice alpukat, teh botol, dan aneka soft drink.

Saat Soto diantar pelayan, terlihat kuah Soto berwarna kekuningan dan tidak menggunakan santan. Inilah ciri khas Soto asal Jawa Timur. Diakui oleh Cak Ratno, dia memang ingin menunjukkan budaya dan makanan khas asal daerahnya.

Kuah Soto sangat terasa bumbunya. Dagingnya sangat empuk dan cocok disantap bersama gorengan yang tersedia. Satu porsi Soto dibandrol dengan harga Rp13 ribu s/d Rp15 ribu, plus nasi. Harga yang cukup murah demi menikmati cita rasa Soto yang lezat sekaligus merasakan kaget!(Pasha Ernowo//nov - okefood)

Lihat juga :
Dim Sum
Sate

Tidak ada komentar:

Posting Komentar